Minggu, 11 September 2011

Promoting Primary And Secondary Mathematical Thinking Through The Series Of School-Based Lesson Study Activities


Promoting Primary And Secondary Mathematical Thinking Through The Series Of School-Based  Lesson Study Activities
(Mendorong Berpikir Matematis Primer dan Sekunder Melalui Serangkaian Kegiatan Sekolah Berbasis Belajar)
by Marsigit
Reviewed by Khilmi Nur Ma’rifah
Pendekatan kontekstual dan realistis disarankan untuk dikembangkan oleh guru untuk mendorong berpikir matematis primer dan sekunder di Sekolah Dasar. Dengan pendekatan tersebut, siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran matematika dengan antusias. Dalam Kurikulum Berbasis Sekolah, dinyatakan bahwa matematika di sekolah dasar dan sekolah menengah harus mendorong siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan mampu berkolaborasi dengan orang lain sehingga di ruang kelas perlu dikembangkan keterampilan pemecahan masalah yang mencakup masalah tertutup dan terbuka.
Serangkaian kegiatan Lesson Study dapat dianggap sebagai seperangkat kegiatan yang diselenggarakan oleh guru atau kelompok guru untuk mempromosikan anak-anak berpikir matematis primer dan sekunder
Berpikir matematis terjadi dalam konteks proses belajar mengajar. Kelompok diskusi berdasarkan prinsip-prinsip pertumbuhan anak-anak dan pembangunan melalui aktivitas bermain mungkin mendorong siswa untuk mengeksplorasi, bereksperimen, mengajukan pertanyaan, dan berbicara. Guru berfungsi untuk memfasilitasi siswa untuk menemukan berbagai pola konten matematika dan mendorong interaksi sosial di antara mereka.
Pendekatan Berpikir Realistis Matematika
Mengajar matematika dapat dirasakan sebagai proses konstruksi pemaknaan matematika siswa.
Realistis pendekatan dari situasi dunia nyata atau masalah konteks diambil sebagai titik awal pembelajaran matematika (Zulkardi, 2006). Dan kemudian dieksplorasi oleh kegiatan mathematika secara horisontal. Ini berarti siswa menemukan masalah dan mencoba untuk mengidentifikasi aspek-aspek matematika dari masalah, dan menemukan keteraturan dan hubungan. Kemudian, mereka dapat memandang matematika secara vertical.

Aspek Berpikir Matematis
Katagiri (2004) menjelaskan bahwa berpikir matematis melibatkan 3 (tiga) aspek yaitu, metode, sikap dan konten. Secara khusus, ia menunjukkan bahwa aspek berpikir matematika meliputi:
a. Berpikir Matematis terkait dengan Sikap: Mencoba untuk memahami masalah sendiri atau tujuan atau substansi jelas, oleh diri sendiri, mencoba untuk mengekspresikan hal-hal yang jelas dan ringkas, dan mencoba untuk mengambil tindakan logis
b. Berpikir Matematis Terkait dengan Metode Matematika: berpikir induktif, berpikir analogis, berpikir deduktif.
c. Berpikir Matematika Terkait Isi Matematika: Fokus pada unsur-unsur matematika, mencoba untuk berpikir berdasarkan fundamental
Bukti-bukti menunjukkan bahwa, dalam jangka waktu pendekatan yang realistis, berpikir matematika dapat dilakukan melalui mengidentifikasi atau menjelaskan matematika tertentu,  merumuskan dan visualisasi masalah dalam cara yang berbeda, menemukan hubungan, menemukan keteraturan, mengenali aspek isomorfis dalam masalah yang berbeda, mentransfer masalah dunia nyata untuk pembelajaran matematika. Berpikir matematika selalu dimulai ketika guru mengajukan masalah dalam Lembar Kerja. Para siswa menggunakan cara yang berbeda untuk melakukan merumuskan dan memvisualisasikan. Rangkaian yang diperoleh oleh kelompok menunjukkan mathematika horisontal kemudian diikuti oleh mathematika vertikal.
Dalam melakukan mathematika vertical, siswa membutuhkan bantuan dari guru. Bagaimana siswa dapat mentransfer masalah dunia nyata kedalam masalah matematika dipengaruhi oleh
sambungan antara untaian konsep-konsep matematika yang dikembangkan sebelumnya. Para siswa cenderung untuk kembali ke penjelasan dan memperhatikan penjelasan dari guru dan teman sekelas mereka untuk mengkonfirmasi apakah ide-ide mereka benar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar