Kamis, 29 September 2011

DEVELOPING MATHEMATICS CURRICULUM FOR JUNIOR HIGH SCHOOL IN INDONESIA


DEVELOPING MATHEMATICS CURRICULUM
FOR JUNIOR HIGH SCHOOL IN INDONESIA
By Marsigit
Reviewed by Khilmi Nur Ma’rifah
(khilmimarifah.blogspot.com)
Pada setiap sosialisasi kurikulum baru selalu ada sebuah program untuk menguraikan latar belakang filosofis rasional dan metode untuk mengembangkan silabus. Kurikulum
1994 terdiri dari 80% dari konten nasional, berbasis pendekatan model untuk sosialisasi nya, sedangkan kurikulum yang baru yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi
dicirikan sebagai muatan lokal yang terdiri dari 80%, kompeten berbasis pendekatan dan praktik.
Upaya percobaan sebagai model untuk sosialisasi nya. Upaya saat ini untuk meningkatkan pendidikan matematika di Indonesia meliputi kolaborasi untuk melaksanakan  kegiatan mengajar matematika di sekolah menengah pertama di beberapa daerah di negara itu. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan mencoba beberapa model mengajar di sekolah.
Dosen dan guru bekerja bersama-sama di sekolah untuk mengembangkan model pengajaran yang dibutuhkan di lapangan. Strategi dasar untuk uji coba adalah mempromosikan paradigma baru pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan. Tujuan uji coba adalah untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan di sekolah dengan mencoba beberapa hal yang dikembangkan dalam proyek ini yang langsung berhubungan dengan sekolah. Kegiatan uji coba dilakukan melalui tindakan kelas penelitian antara dosen dan guru.
Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk matematika di SMP bertumpu pada kompetensi siswa,
oleh karena itu pemerintah pusat telah mengembangkan standar nasional bagi mereka. Standar Nasional Kompetensi ini kemudian akan diuraikan menjadi Kompetensi Dasar-yaitu kompetensi minimal yang harus dilakukan oleh siswa, meliputi afektif, kognitif dan psikomotor kompetensi.
Pemerintah Indonesia telah mengembangkan Pembelajaran dan pengajaran kontekstual (CTL) sebagai salah satu pendekatan untuk mendukung implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Artinya pemerintah mendorong guru untuk mengembangkan kecakapan hidup siswa dengan menggunakan secara optimal lingkungan untuk mendukung kegiatan siswa.
Guru harus mampu merespon masing-masing anak sebagai kebutuhan yang diidentifikasi karena pengalaman kurikuler yang relevan dan keterampilan anak-anak bervariasi
sangat dan mereka butuhkan kemudian di posisi yang lebih baik untuk memanfaatkan layanan dukungan untuk meningkatkan kelas mereka praktek; pengelolaan berbagai layanan dukungan harus tersedia untuk membantu guru bekerja menuju praktek-praktek yang baik dan untuk menerapkan kurikulum yang baru tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar