Developing Teacher
Training Textbooks for Lesson Study in
Indonesia
(Mengembangkan Pelatihan Membuat Buku Pelajaran
untuk Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru di Indonesia)
By Marsigit
Reviewed by Khilmi Nur Ma’rifah
Indonesia
menghadapi tantangan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dengan memiliki
sejumlah besar orang, mahasiswa, dan guru. Oleh karena itu, pemerintah berusaha
untuk mempercepat sertifikasi guru dalam rangka menghasilkan guru yang profesional.
Hal ini adalah sebuah jalan menuju perubahan besar untuk membentuk pendidikan
Indonesia yang maju dan lebih progresif. Banyak sekali sisi dari sistem
pendidikan di Indonesia yang masih harus dibenahi dan membutuhkan perubahan.
Kebutuhan
mengembangkan kualitas buku yang baik untuk matematika SMP muncul pada setiap
Proses Belajar Mengajar (PBM). Penulis menyelidiki seberapa besar kemungkinan
guru mampu mengembangkan buku teks mereka sendiri. Namun membutuhkan
keterampilan tinggi dan pengalaman yang banyak bagi guru untuk melakukannya.
Jadi, perhatian utamanya adalah bagaimana mendidik mereka untuk mempersiapkan
buku teks mereka sendiri melalui berbagai jenis pendidikan pelatihan, lokakarya
dan kegiatan Lesson Study.
Menyediakan
buku adalah salah satu kebijakan penting untuk meningkatkan kualitas dari
proses belajar mengajar. Untuk menyediakan kebutuhan buku-buku dalam skala
besar tidak harus melalui sarana monopoli oleh satu atau beberapa lembaga,
tetapi membiarkan sekolah untuk memilih kebutuhan mereka sendiri dari buku
untuk digunakan. Hal itu juga mengandung arti bahwa siswa memiliki hak mereka
untuk memilih buku mereka sendiri tanpa banyak intervensi oleh guru atau sekolah.
Namun, kenyataanya sulit bagi guru untuk menghasilkan buku-buku karya mereka
sendiri. Alasan utama adalah kurangnya keterampilan untuk menulis dan menghasilkan
kualitas buku yang baik.
Dalam
kasus penyediaan buku teks, sering kita jumpai banyak siswa yang tidak bisa
membeli buku karena keterbatasan ekonomi. Jadi, ada harapan dari para guru,
siswa, dan masyarakat bahwa pemerintah mampu menyediakan buku-buku dengan harga
yang lebih rendah dan terjangkau.
Kurikulum
Berbasis Sekolah sebagai Basis Pengembangan Matematika
Penelitian
saat ini (Marsigit, 2006) mengindikasikan bahwa prestasi anak Indonesia dalam
mata pelajaran matematika masih rendah, seperti ditunjukkan dengan hasil Ujian
Nasional yang masih rendah.
Penguasaan
anak-anak Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah pada konsep matematika dan
keterampilan proses matematika masih rendah. Fakta ini mungkin sebagai hasil
dari: kurangnya kegiatan laboratorium, kurangnya guru yang menguasai
keterampilan pendekatan proses, isi dari kurikulum Matematika yang terlalu
muluk; ketentuan waktu terlalu banyak mengkonsumsi administrasi untuk guru;
kurangnya peralatan laboratorium dan sumber daya laboratorium manusia.
Studi
ini juga menunjukkan ketidakcocokan antara tujuan pendidikan, kurikulum, dan
sistem evaluasi. Hal ini dapat dilihat dari: Ujian Nasional yang hanya menilai kemampuan
kognitif anak saja; Streaming di Sekolah Menengah mulai dari kelas 3 itu berpendapat
bahwa pelaksanaan sistem ini terlambat dalam mempertimbangkan perbedaan
individu; guru banyak yang masih mengalami kesulitan dalam menjabarkan silabus,
sejumlah topik matematika dianggap sulit bagi guru untuk mengajar; sejumlah
besar anak-anak mempertimbangkan beberapa topik matematika sebagai sulit
dipahami, guru menganggap bahwa mereka masih membutuhkan panduan untuk
melakukan proses pengajaran dengan menggunakan ilmu pengetahuan dengan
pendekatan keterampilan proses.
Oleh
karena itu, Pemerintah Indonesia mengembangkan pembelajaran dan pengajaran
kontekstual (CTL) sebagai salah satu pendekatan untuk mendukung implementasi
Sekolah Berbasis Kurikulum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar