Filsafat dan agama
Dalam
buku Filsafat Agama karangan Dr. H. Rosjidi diuraikan tentang perbedaan
filsafat dengan agama, sebab kedua kata tersebut sering dipahami secara keliru.
Filsafat berarti berpikir. Menurut William Temple, filsafat adalah menuntut
pengetahuan untuk memahami. Filsafat banyak berhubungan dengan pikiran yang
dingin dan tenang. Filsafat dapat diumpamakan seperti air telaga yang tenang
dan jernih dan dapat dilihat dasarnya. Seorang ahli filsafat, jika berhadapan
dengan penganut aliran atau paham lain, biasanya bersikap lunak. Filsafat,
walaupun bersifat tenang dalam pekerjaannya, sering mengeruhkan pikiran
pemeluknya. Ahli filsafat ingin mencari kelemahan dalam tiap-tiap pendirian dan
argumen, walaupun argumenya sendiri.
Agama
berarti mengabdikan diri, yang penting ialah hidup secara beragama sesuai
dengan aturan-aturan agama itu. Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang
terutama merupakan hubungan manusia dengan Tuhan. Agama banyak berhubungan
dengan hati. Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari
bendungan dengan gemuruhnya. Agama, oleh pemeluk-pemeluknya, akan dipertahankan
dengan habis-habisan, sebab mereka telah terikat dan mengabdikan diri. Agama,
di samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan perasaan pengabdian diri,
juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya. Filsafat penting dalam
mempelajari agama.
Filsafat dan ilmu pengetahuan
Oleh
Louis Kattsoff dikatakan, bahasa yang dipakai dalam filsafat dan ilmu
pengetahuan dalam beberapa hal saling melengkapi. Bahasa yang dipakai dalam
filsafat mencoba untuk berbicara mengenai ilmu pengetahuan. Apa yang harus
dikatakan oleh seorang ilmuwan mungkin penting pula bagi seorang filsuf.
Filsafat
dalam usahanya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pokok yang diajukan
harus memperhatikan hasil-hasil ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam
usahanya menemukan rahasia alam kodrat haruslah mengetahui anggapan kefilsafatan
mengenai alam kodrat tersebut. Filsafat mempersoalkan istilah-istilah terpokok
dari ilmu pengetahuan dengan suatu cara yang berada di luar tujuan dan metode
ilmu pengetahuan.
Para
filsuf terlatih di dalam metode ilmiah, dan sering pula menuntut minat khusus
dalam beberapa ilmu sebagai berikut:
1. Historis, mula-mula filsafat identik
dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana juga filsuf identik dengan ilmuwan.
2. Objek material ilmu adalah alam dan
manusia. Sedangkan objek material filsafat adalah alam, manusia dan ketuhanan.
Kesimpulan
Filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu, dengan mencari
sebab-sebab terdalam, berdasarkan kekuatan pikiran manusia sendiri. Ilmu
pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek atau
lapangannya), yang merupakan kesatuan yang sistematis, dan memberikan
penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal
itu.
Filsafat
mempunyai metode dan sistem sendiri dalam usahanya untuk mencari hakikat dari
segala sesuatu, dan yang dicari ialah sebab-sebab yang terdalam. Ilmu-ilmu
pengetahuan dirinci menurut lapangan atau objek dan sudut pandang. Objek dan
sudut pandang filsafat disebut juga dalam definisinya, yaitu “segala sesuatu”.
Alat
yang kita gunakan dalam usaha kita untuk mencapai kebijaksanaan itu adalah
pikiran kita sendiri. Ini membedakan filsafat dari agama yang juga mengenai
segala sesuatu, tetapi yang berdasarkan wahyu Tuhan. Filsafat tidak berdasarkan
wahyu Tuhan, tidak meminta pertolongan dari Kitab Suci, tetapi berdasarkan
asas-asas dan dasar-dasarnya hanya dengan cara analisis-analisis oleh pikiran
kita sendiri. Justru karena itu, filsafat dapat merumuskan hukum-hukum yang
berlaku umum, bagi setiap orang, terserah agama mana yang dianutnya. Akan tetapi,
ini pun kelemahan filsafat, jika hanya filsafat saja yang cukup dipakai sebagai
pegangan hidup, pandangan hidup, maka ini tidak cukup, sebab banyak pertanyaan
yang tidak dapat dijawab dengan 100% memuaskan oleh filsafat, sedangkan
filsafat sendiri dalam usahanya mencari hakikat dari seluruh kenyataan menunjuk
kepada Tuhan sebagai sumber terakhir dan sebab pertama. Jadi, sebetulnya
filsafat dan agama tidak bertentangan, tetapi saling melengkapi.
Sumber: http://peta-ilmu.blogspot.com/2011/03/pengertian-filsafat-cabag-cabang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar