Ini alasan kenapa
laki-laki perlu memilih istri seorang guru:
1.
Ada jadwal
kegiatan yang pasti (tidak terlalu padat dan tidak terlalu banyak menganggur)
Bukan berarti wanita yang memiliki pekerjaan
lain tidak memiliki jadwal, tapi kalau seorang guru jadwalnya setiap hari sudah
pasti tetap dan ditetapkan. Sampai penempatan dia di sekolah pun sudah
terjadwal. Kalau dia seorang guru matematika, hidup dia tidak hanya terjadwal,
bahkan tertata. Seperti dia mengajarkan anak didiknya tentang perbandingan dan
skala, dia juga dapat membagi dengan baik dengan skala yang tepat (seimbang) mana
waktu untuk keluarga dan mana waktu untuk bekerja.
Ini contoh jadwalnya:
04.30 pagi :
Bangun pagi, solat subuh, masak air, buat sarapan
06.00 pagi :
Mandi, persiapan diri
06.40 pagi :
Berangkat ke sekolah
07.00 pagi :
Mulai mencerdaskan anak bangsa
09.00 pagi :
Istirahat
09.15 pagi :
Masuk kelas lagi
11.15 pagi :
Istirahat
11.30 pagi :
Masuk kelas lagi
13.00 siang :
Pulang ke rumah (kalau tidak ada tambahan pelajaran/ membimbing
ekstrakurikuler)
Gimana, senang kan? ^_^ Jadi, kalau sudah
menikah, istri itu akan mengatur hidup berkeluarga dengan lebih sempurna
(insyaAllah).
Pagi :
Sarapan + beres-beres rumah + masak.
Siang :
Makan siang + duduk dengan suami (hehe..)
Sore :
Istirahat + minum/ duduk sore santai + menyiapkan makan malam
Malam :
Mengurus anak dan menyiapkan keperluan untuk besok hari, istirahat
2.
Berdedikasi dan
penuh komitmen
Seorang guru menghabiskan waktu paling banyak di
sekolah dan di rumah. Kebanyakan oang tua berharap anaknya dididik di sekolah
seratus persen bahakan ada orang tua yang kurang atau bahkan tidak peduli
dengan anaknya karena sibuk dengan pekerjaannya. Maka guru tidak dianjurkan memberi
perhatian pada murid secara berlebihan. Pun tidak memberikan kelonggaran yang
terlalu besar kepada murid supaya dia tidak menjadi arogan.
Apakah Anda pernah mendengar orang lain menyalahkan
insinyur, arsitek, pilot, dokter, pengacara, dan sebagainya bila terjadi
keruntuhan akhlak dan gejala sosial? Tidak ada! Hampir semua menyalahkan guru. Oleh
karena itu, guru harus selalu berkomitmen.
Konsep yang
sama
Jadi, kalau suami terabaikan di rumah,
salahkan siapa?
Maka, si istri akan berkomitmen untuk memastikan
suami senang, bahagia dan apa saja asalkan suaminya tersenyum dan tidak
memikirkan untuk menambah cabang lain. Eh? (sambil mengasah pisau, hehe)
3.
Jujur dan tidak menyeleweng
Ketika berpakaian ke tempat kerja, seorang
guru tentu beretika. Dalam menidik peserta didik, ada pedoman. Sampai sekolah, mengisi
waktu kedatangan dan tandatangan presensi. Pulang sekolah, ada jamnya lagi.
Pembayaran siswa selama bersekolah, semua ada tertulis
hitam diatas putih, tidak ada pungutan lain selain jelas untuk siswa itu
sendiri (misal fotocopy, dll).
Mau menyeleweng? Gimana bisa?
Kalau ketahuan dan tertangkap bisa kehilangan
pekerjaan menjadi seorang guru itu.
Bahkan bisa masuk koran dan tampil di berita
utama pula, dengan judul, "GURU ......"
Waow banget kan? Jadi guru kalau mau nakal
mesti pikir berjuta-juta kali.
Seorang istri yang merupakan seorang guru
tidak akan melupakan suaminya. Hidupnya ada di sekitar lingkungan sekolah,
keluarga, suami, sekolah lagi, keluarga lagi, dan suami lagi.
4.
Terapi melepaskan
tekanan
Semua pekerjaan ada tekanan.
Ibu-ibu yang mencuci piring dan masak di restoran
pun tertekan. Pekerja kantoran pun pasti ada tekanan.
Tapi bagaimana menyiapkan diri kalau tertekan?
Kegiatan luar seperti memanjat gunung, senam, dan
sebagainya sudah lama diperkenalkan kepada guru-guru bersama siswa. Bahkan, dalam
kegiatan itu bisa ajak pasangan untuk ikut. Selain melepaskan tekanan, bisa
liburan dengan suami pula kan? J
Memukul anak-anak di sekolah?
Itu bukan satu hal yang mengasyikkan. Malah
bisa masuk penjara. Haduhhh.. Gak banget yaw.
Lebih baik membuat sesuatu yang menyenangkan
untuk melepaskan tekanan.
5.
Banyak libur
sekolah dan kerja cuma setengah hari.
Ini yang semua orang suka dari sesorang yang
memiliki karir guru. Tidak dapat dipungkiri kalau banyak yang menginginkan
pasangan (istri) yang bekerja sebagai guru. Anda termasuk? hehe
Wanita yang berkarir sebagai guru dapat
mengurus keluarga di rumah tanpa mengabaikan pekerjaannya sebagai guru. Sekolah
setengah hari. Bila pulang kerja, guru biasanya akan ada di rumah kan? Kalau
libur sekolah, setiap hari pun ada di rumah.
6.
Terbiasa mengurus
dan mendidik anak
Mana ada guru yang tidak berhadapan dengan
anak-anak? Guru selalu dan setiap hari berhadapan dengan anak didik. Itulah yang
menyebabkan seorang guru lebih banyak memiliki sifat keibuan. Guru mau dan
mampu mendidik anak ‘orang lain’, insyaAllah nanti ketika dia mempunyai anak
juga kelak akan dapat dididik dan dibimbing menjadi generasi penerus bangsa
yang membanggakan, aamiin J
7.
Penampilan
Dari segi wajah, aku tidak akan menilai
manusia. Tapi kebanyakan guru-guru biasanya punya penampilan yang sedap dipandang
mata. Berangkat ke sekolah harus terlihat cantik dan rapi. Setiap hari ada
berapa pasang mata yang akan mengawasi langkah guru itu?
Masuk kelas, ada minimal 32 pasang mata
melihat. Gimana kalau guru SMP yang setiap hari bisa mengajar lebih dari 1
kelas? Bisa dihitung sendiri kan? Hehe
Anak-anak yang suka, akan memuji, "Wah,
Bu guru cantik banget hari ini!"
Tapi Bu guru kalau dipuji, dia tidak akan
cepat bangga diri.
Kenapa?
Setiap
anak yang suka (biasanya remaja pubertas kalau di SMP/ SMA dan budak-budak
jujur dan polos kalau mengajar di SD) selalu selalu memuji gurunya. Jadi,
bukan suatu masalah dan tidak akan terlihat guru itu berbunga-bunga bila dipuji
cantik, menarik, tertarik, menawan. Eh? Hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar